Sekolah Itu Tidak Penting!
Kamis, 17 Oktober 2024 13:39 WIB
Ivan Illich, dalam bukunya Deschooling Society, mengecam sekolah sebagai institusi formal yang menurutnya, justru membatasi kreativitas dan kebebasan berpikir.
***
Judul tulisan ini merupakan penggalan dari pernyataan Ivan Illich, seorang filsuf pendidikan radikal. Ia pernah menyatakan, “Sekolah itu tidak penting, tapi untuk mengatakan bahwa sekolah itu tidak penting, kalian mesti sekolah dulu.” Secara sekilas, pernyataan ini bisa terdengar kontradiktif, tetapi jika dipahami lebih teliti, Illich sedang menyoroti paradoks penting dalam sistem pendidikan. Bagi Illich, pendidikan bukanlah satu-satunya jalan menuju kesuksesan, tetapi tanpa memahami nilai dan kekurangannya, sulit bagi seseorang untuk mengkritisinya secara bijak. Mari kita telaah pandangan ini.
Ivan Illich, dalam bukunya Deschooling Society, mengecam sekolah sebagai institusi formal yang menurutnya, justru membatasi kreativitas dan kebebasan berpikir. Bagi Illich, sekolah lebih sering menjadi alat reproduksi nilai-nilai sosial yang ada, ketimbang ruang untuk menggali potensi unik tiap individu. Namun ironisnya, untuk bisa sampai pada kesimpulan tersebut, seseorang harus terlebih dahulu terpapar pada sistem pendidikan formal. Di sini terlihat paradoks: sekolah tidak sepenuhnya esensial, tetapi tanpa sekolah, sulit bagi kita memahami apakah sekolah benar-benar penting.
Tokoh seperti Paulo Freire menekankan pendidikan sebagai proses emansipasi. Freire percaya bahwa pendidikan yang ideal seharusnya membebaskan individu dari ketidaktahuan dan menstimulasi mereka untuk berpikir kritis. Namun, ia juga mengkritik sistem pendidikan formal yang sering hanya menghasilkan “robot” yang siap bekerja di sistem kapitalis. Di sinilah peran penting pendidikan kritis, yang mana siswa bukan hanya menghafal pengetahuan, tetapi juga mengerti bagaimana menggunakannya untuk kebaikan bersama.
Pandangan Illich didukung oleh banyak contoh orang sukses yang tidak mengenyam pendidikan formal, seperti Steve Jobs, Bill Gates, atau Mark Zuckerberg. Mereka adalah bukti bahwa kesuksesan tidak selalu bergantung pada seberapa tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh. Namun, apakah ini berarti kita bisa mengabaikan pendidikan formal sama sekali? Tentunya tidak. Meski ada orang yang sukses tanpa sekolah, tidak semua orang memiliki jalan yang sama. Pendidikan formal tetap menawarkan struktur, disiplin, dan ilmu yang tidak bisa didapatkan dari otodidak.
Mengambil analogi dari dunia militer, sekolah bisa dianggap sebagai salah satu amunisi yang kita butuhkan untuk menghadapi “pertempuran” kehidupan. Pendidikan formal memberikan dasar pengetahuan yang dapat digunakan sebagai alat untuk menghadapi berbagai tantangan hidup. Seorang sarjana mungkin tidak langsung sukses hanya dengan ijazahnya, tetapi mereka memiliki keterampilan yang terstruktur untuk menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. Dengan sekolah, kita belajar cara berpikir, menganalisis, dan mengatasi berbagai situasi.
Salah satu hal yang penting dari pendidikan formal adalah pengembangan disiplin. Di sekolah, kita diajarkan bagaimana menghargai waktu, berinteraksi dengan orang lain, dan mengikuti aturan. Karakter seperti gigih, tekun, dan disiplin memang bisa terbentuk di luar sekolah, tetapi lingkungan sekolah memaksa kita untuk mengembangkan karakter ini secara sistematis. Seperti yang dikatakan Aristoteles, “Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali,” dan di sinilah pendidikan formal memainkan peran vital dalam membentuk kebiasaan baik.
Salah satu keuntungan utama dari sekolah adalah struktur yang ditawarkannya dalam mengasah pola pikir. Seorang sarjana teknik misalnya, belajar berpikir logis dan sistematis dalam menyelesaikan masalah. Sementara seorang sarjana ekonomi dilatih untuk melihat peluang dari segi efisiensi dan optimalisasi sumber daya. Tanpa sekolah, mungkin kita bisa belajar hal-hal ini secara mandiri, tetapi akan lebih sulit dan memakan waktu lebih lama.
Illich tidak sepenuhnya salah dalam kritiknya terhadap sekolah. Banyak orang yang merasa bahwa sistem pendidikan formal terlalu kaku, dan tidak memberikan ruang bagi kreativitas atau pengembangan minat individu. Sekolah sering kali hanya berfokus pada pencapaian akademis tanpa memperhatikan potensi non-akademis yang mungkin dimiliki siswa. Hal ini membuat banyak siswa merasa “terjebak” dalam sistem yang tidak menghargai keunikan mereka.
Seiring berjalannya waktu, muncul berbagai alternatif terhadap pendidikan formal, seperti homeschooling dan belajar mandiri. Model-model ini menawarkan fleksibilitas yang lebih besar bagi siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan kecepatan mereka sendiri. Meski demikian, tidak semua orang mampu atau memiliki kesempatan untuk menjalani pendidikan alternatif ini. Homeschooling, misalnya, memerlukan bimbingan orang tua yang berkompeten serta akses ke sumber daya yang cukup.
Pendidikan formal mungkin tidak menjamin kesuksesan instan, tetapi dapat dianggap sebagai investasi jangka panjang. Dengan pengetahuan yang diperoleh di sekolah, kita dipersiapkan untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Sekolah memberikan dasar yang kokoh, meskipun kita tidak selalu menyadarinya saat masih berada di bangku pendidikan. Pengetahuan tentang sains, matematika, sastra, dan ilmu sosial semuanya akan berguna dalam berbagai aspek kehidupan, bahkan jika kita tidak bekerja di bidang tersebut.
Untuk mencapai kesuksesan, kita tidak hanya memerlukan pendidikan formal tetapi juga pengembangan karakter seperti kerja keras, gigih, dan ulet. Sekolah dapat memberikan dasar-dasar akademis, tetapi pengembangan karakter lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan bagaimana kita merespons tantangan. Oleh karena itu, kombinasi antara pendidikan formal dan pengembangan karakter yang kuat adalah kunci untuk mencapai kesuksesan.
Di luar kurikulum yang ada, guru memainkan peran penting dalam membentuk karakter siswa. Seorang guru yang baik dapat menjadi mentor, inspirator, dan role model bagi siswa. Illich mungkin mengkritik sekolah sebagai institusi, tetapi peran guru sebagai individu yang membimbing siswa tidak bisa diabaikan. Guru sering kali menjadi orang yang membuka mata siswa terhadap dunia di luar kelas, dan mendorong mereka untuk berpikir kritis serta berani bermimpi besar.
Pendidikan, baik formal maupun informal, tetap penting. Illich mungkin menganggap sekolah sebagai hal yang tidak esensial, tetapi tanpa pendidikan, kita tidak akan memiliki alat untuk memahami dunia dan memperbaikinya. Kesuksesan memang tidak selalu ditentukan oleh sekolah, tetapi pendidikan, dalam bentuk apa pun, adalah proses yang tidak bisa diabaikan. Karena itu, daripada terjebak dalam debat apakah sekolah penting atau tidak, lebih baik jika kita fokus pada bagaimana memaksimalkan potensi pendidikan untuk membentuk diri dan karakter yang kuat.
Jadi, pendidikan formal memberikan banyak manfaat, meskipun tidak selalu menjamin kesuksesan instan. Sekolah tetaplah wadah yang penting, tetapi harus dibarengi dengan pengembangan karakter, kerja keras, dan daya juang yang tinggi.

Penggiat literasi dan penikmat kopi susu
55 Pengikut

Absennya Integritas dalam Masyarakat Bermuka Dua
Jumat, 30 Mei 2025 13:48 WIB
Dedi Mulyadi dan Krisis Kepemimpinan di Indonesia
Kamis, 29 Mei 2025 07:37 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler